
Sebagai pengurus lingkungan, sering saya mendengar pengalaman teman-teman di komplek ini. Salah satu yang yang saya tahu dari seorang teman “L” adalah berikut ini:
Sore tadi..assalamu’alaikum…ada ketokan pintu di kantor.
Seorang anak muda lusuh meminta pekerjaan sambil menunjuk halaman depan kantor yang belum rapi.
Minta tolong diberi kerjaan dengan upah berapa saja…
Dikatakan, kami sedang bersih bersih dan sudah ada yang kerja…kebetulan dihalaman belakang office boy “M” sedang memotong rumput…namun dengan nada memelas dia mohon diberi kerjaan karena seharian belum dapat…hatinya agak terusik…lalu dimintanya “M” untuk memberikan gunting rumput, dia langsung bekerja..
Kurang dari satu jam “M” mengatakan pekerjaannya sudah selesai…L tidak mengeceknya karena bukan itu yang penting untuknya.
L menemuainya sambil memberikan uang 25 ribu…dia berterima kasih sekali.
L tanyakan namanya, “A” katanya. Kemudian L tanyakan ada apa?..pertanyaan usil, namun sangat berarti bagi L dan mungkin untuknya..
Dia menjelaskan bahwa sudah dua bulan menganggur, kontrakannya di Gas Alam sudah ditagih sampai hari terakhir ini…diminta keluar.
Rencananya akan pulang kampung saja ke Cicadas membawa istri dan satu orang anaknya. Tadi siang ke Cibinong ingin meminjam uang ke temannya, namun temannya juga tidak ada uang. Karena kehabisan bekal maka dia pulang berjalan kaki (7 km?) sambil mencari kerjaan, namun tidak dapat, sampailah ke komplek ini.
Saat bercerita ..sampai pada poin berjalan kaki itu.. suaranya bergetar…L berfikir anak ini sangat mungkin benar tidak berbohong. Atau jika benar kemudian L tidak mengambil sikap tepat..apa yang akan ditanggung nanti??..
L tanyakan ongkos pulang ke Cicadas..dia menyebut jika pake bus 70 ribu perorang…L minta dia tunggu sebentar..kemudian masuk.
L hitung uangnya…rupanya juga sedang cekak..uang tinggal 300 ribu… L harus bayar bir pletok Cisalak pesanan 135 ribu ..sisanya cukuplah untuk bantu fikir L.
L berikan kepadanya 150 ribu sambil memesankan kepadanya bahwa ini hutang, bila sudah ada dan kebetulan dia ada disekitar sini ntah kapan..tolong dikembalikan. Dia menyanggupi sambil bertanya nomor telepon L dan alamat, L tulis dikertas..L sendiri tidak meminta nomor atau alamatnya dan dia tidak memberikannya.
Kemudian malamnya L ceritakan ke istri…istrinya mengatakan bagaimana kalau uang itu kurang untuk ongkos? Dari rumahnya ke kampung rambutan perlu ongkos lalu di Bandung juga, lanjutnya..L katakan uang yang ada tidak cukup..buat bayar pesanan, biarlah A mencari tambahannya jika masih kurang.
Itu maksimal saat ini…L tenang ..ntah istri nya.
Kemudian L merenung… di jaman now ini, ada berapa orang-orang seperti mereka… Alhamdulillah masih beruntung kondisi mereka.
….
Bir pletok Cisalak hasil produksi anak-anak Rumah Baca enak juga..terutama yang pakai gula batu.
Hangat dibadan khususnya saat begadang…L pesan tiap malam minggu untuk teman ronda…jadi pas sambil bantu pemasaran.
Diceritakan kembali oleh
Sawang Lazuardi